JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) membuka peluang penempatan tenaga kerja Indonesia di beberapa negara Eropa, seperti Jerman dan Austria.
Langkah ini bertujuan untuk memperluas jaringan kerja sama ketenagakerjaan, baik bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) maupun peserta program magang. Selama ini, mayoritas pekerja Indonesia lebih banyak ditempatkan di Jepang, Korea, dan Australia.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja dari Eropa menjadi peluang yang harus dimanfaatkan.
“Negara yang besar memang selama ini Jepang, Korea sudah sekian ribu ada, kita juga sedang menjajaki sekarang ada permintaan dari Eropa yaitu dari Jerman dan Austria,” ungkapnya.
Langkah ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memberikan kesempatan kerja global bagi masyarakat Indonesia, sekaligus meningkatkan kualitas dan pengalaman kerja tenaga kerja di kancah internasional.
Bahasa Sebagai Tantangan Utama
Salah satu hambatan utama bagi pekerja Indonesia yang bekerja di Eropa adalah bahasa. Menaker Yassierli menegaskan bahwa persiapan bahasa sangat krusial sebelum bekerja di negara-negara yang memiliki bahasa resmi berbeda dengan Indonesia.
“Yang pertama tentu bahasa lebih penting, urusan bidang (kerja) lainnya bisa kita siapkan, butuh waktu lama di bahasa ya,” jelasnya.
Kemampuan bahasa menjadi modal penting agar pekerja dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja, memahami instruksi, dan berkomunikasi dengan rekan kerja. Meskipun demikian, Menaker yakin bahwa aspek teknis pekerjaan dapat dipersiapkan melalui pelatihan dan pembinaan oleh Kemnaker.
Karakter Pekerja Indonesia Disukai Perusahaan
Selain kemampuan teknis dan bahasa, karakter pekerja Indonesia menjadi nilai tambah yang membuat mereka mudah diterima di Eropa.
Menaker Yassierli menjelaskan bahwa pekerja Indonesia, baik magang maupun pekerja reguler, disukai karena sifat mereka yang santun, tangguh, adaptif, dan rajin.
“Memang pekerja dari Indonesia baik magang ataupun bekerja ke luar negeri, mereka disukai karena tadi, orangnya santun dan siap bekerja,” ujar Menaker.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas soft skill, seperti sikap profesional dan etos kerja, menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan luar negeri dalam menerima pekerja dari Indonesia.
Konsep STAR: Panduan Sukses Pekerja Indonesia
Dalam mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri, Menaker menerapkan konsep STAR, singkatan dari Santun, Tangguh, Adaptif, dan Rajin.
Konsep ini diharapkan menjadi pedoman bagi pekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan budaya kerja internasional dan mencapai kesuksesan tanpa kendala.
Penerapan prinsip STAR juga bertujuan agar para pekerja kembali ke Indonesia dengan pengalaman dan keterampilan tambahan yang berguna untuk pembangunan nasional.
Pendekatan ini tidak hanya membekali pekerja secara profesional, tetapi juga meminimalkan risiko kesalahan atau masalah selama bekerja di luar negeri.
Program Magang Dalam dan Luar Negeri
Kemnaker telah meluncurkan program magang untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi pasar kerja global.
Program magang dalam negeri memberikan kesempatan bagi 100 ribu peserta setiap tahun, dengan insentif berupa uang saku selama enam bulan kerja.
Sementara itu, program magang luar negeri berlangsung selama tiga tahun, di mana peserta memperoleh gaji langsung dari perusahaan penempatan di negara tujuan. Walaupun tidak ada insentif dari pemerintah, peserta tetap mendapatkan pengalaman kerja internasional yang sangat berharga.
Program magang ini dirancang untuk menambah keterampilan teknis, pengalaman kerja global, dan meningkatkan kemampuan adaptasi pekerja muda Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, siap bersaing, dan mampu membawa manfaat bagi masyarakat.
Peran Pemerintah dalam Penempatan Pekerja
Menyiapkan peluang kerja bagi seluruh masyarakat Indonesia merupakan amanat konstitusi dan tanggung jawab pemerintah.
Kemenaker bertugas tidak hanya menempatkan pekerja, tetapi juga memastikan kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan global, termasuk perbedaan bahasa, budaya kerja, dan peraturan ketenagakerjaan di luar negeri.
Pelatihan bahasa, pembinaan keterampilan teknis, dan penerapan prinsip STAR menjadi strategi utama pemerintah untuk memastikan pekerja Indonesia sukses di negara tujuan.
Pendekatan ini diharapkan dapat memaksimalkan peluang penempatan, menjaga reputasi pekerja Indonesia, dan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi pembangunan domestik.
Keuntungan Diversifikasi Penempatan
Sebelumnya, negara tujuan utama pekerja Indonesia adalah Jepang, Korea, dan Australia. Kini, dengan menjajaki Eropa, pemerintah membuka peluang diversifikasi pasar tenaga kerja. Penempatan di negara Eropa menawarkan pengalaman baru, baik dari sisi teknologi, pola kerja, maupun budaya kerja.
Dengan persiapan matang, terutama dalam bahasa dan keterampilan, pemerintah optimistis pekerja Indonesia dapat diterima dengan baik, meminimalkan risiko, dan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun negara.
Kesempatan ini juga dapat meningkatkan daya saing pekerja Indonesia di pasar global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu mencetak tenaga kerja berkualitas.
Menatap Masa Depan Tenaga Kerja Global
Langkah menjajaki pasar Eropa merupakan strategi penting untuk memperluas peluang kerja bagi masyarakat Indonesia.
Dengan dukungan pemerintah, pelatihan yang tepat, dan penerapan prinsip STAR, pekerja Indonesia diharapkan dapat bersaing di kancah internasional, memperoleh pengalaman kerja yang berharga, dan kembali ke Tanah Air dengan keterampilan baru.
Kemnaker juga memastikan bahwa pekerja Indonesia selalu mendapatkan perlindungan hukum, pembekalan keterampilan, dan informasi yang cukup mengenai kondisi kerja di negara tujuan. Langkah ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mencetak tenaga kerja yang kompeten, profesional, dan siap menghadapi tantangan global.
Dengan adanya program magang dan peluang kerja di Eropa, pemerintah membuka pintu bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan keterampilan, pengalaman internasional, dan memperluas wawasan.
Program ini diharapkan menjadi salah satu langkah strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja Indonesia yang adaptif, tangguh, dan berdaya saing tinggi di dunia global.